Jelajah Kuliner Legendaris Di Bandung Bersama Mall Ciputra

Bandung memang terkenal akan keragaman kulinernya, dari kuliner modern hingga tradisional atau bahkan percampuran antar keduanya, Semuanya lengkap ada disana. Untuk menjelajah kuliner yang ada disana, rasanya satu hari tidak akan pernah cukup. Mari kita buktikan.

Kamis, 6 Agustus 2015 kemarin. Gw berkesempatan untuk menjelajah Kuliner Legendaris di Bandung bersama Mall Ciputra Jakarta, dalan rangka menyambut Hari Raya Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 70 tahun. Kali ini mengangkat tema melestarikan keberagaman tradisi kuliner Indonesia agar tidak ditelan masa dan teruntuk bagi generasi penerus agar tetap bisa mengetahui dan menjaga kuliner nusantara.

Pagi ini sekitar 25 orang termasuk para awak media dan food blogger seperti mba Tika, Tari dan mas Salman Fariz yang bersemangat untuk memanjakan lidah.

Selama menemani perjalanan, sudah disiapkan snack bagi siapa saja yang gak sempet sarapan untuk menjaga mata biar tetep strong. Dan perjalanan-pun makin tak terasa dengan games seru dan temen ngobrol dengan segudang cerita dan pengalaman, mba Tika, my favourite food blogger.


Akhirnya tiba juga di Kota Kembang sejuta Kenangan.


1. Lotek Kalipah Apo 42
Rumah makan yang terletak di Jalan Kalipah Apo nomor 42 merupakan sebuah usaha kuliner yang telah dijalankan oleh tiga generasi hingga saat ini sejak tahun 1953. Ibu Lidya cucu dari Ibu Mariana Latif yang kini bertanggung jawab menjalankan Lotek Kalipah Apo 42.


Ibu Lidya, Yang Meneruskan Kembali Usaha Kuliner Lotek Kalipah Apo 42

Pertama kali mendengar kata Lotek, jujur terasa asing di telinga dan sama sekali belum pernah mencobanya. deuh sebagai anak Indonesia kudu malu nih gw, belum banyak pengetahuan makanan tradisional yang berhasil di telusuri.



Hidangan lotek akhirnya mampir ke meja gw, Selintas lotek memang mirip dengan gado-gado. Ibu Lidya dengan ramah menceritakan perbedaan keduanya yaitu Lotek diaduk bersama dengan bumbu kacang hingga tercampur rata sedangkan gado-gado disiram dengan bumbu kacang. Isiannya terdiri dari berbagai macam sayuran dengan kualitas baik yang sudah di rebus seperti kangkung, taoge, kol, nangka muda, buncis serta lontong. Seporsi dibanderol dengan harga 15 ribu rupiah. 

Rasa bumbu kacangnya pedas manis dan kental sekali. Pada suapan pertama langsung jatuh cinta. Gak heran deh, kalau Lotek Kalipah Apo selalu dipadati pengunjung. Disana-pun kita bisa lihat secara langsung pembuatan Lotek dengan menggunakan ulekan segede gaban, asli gede banget. Bukan hanya itu ada banyak jajaran makanan lainnya yang berjejer manis di etalase.



Selanjutnya mencicipi Rujak Banci, yang merupakan perpaduan antara asinan dan rujak buah. Kuahnya seger banget cocok dinikmati siang-siang biar gak ngantuk lagi. Seporsi cukup dihargai Rp. 13.500,-.




Tidak sampai disitu aja, perut gw masih menampung menu lainnya untuk di icip. Kali ini mau mencoba Bubur Manisnya, sebut saja candil, sagu rangi, bubur jali, bubur lemu, bubur pacar dan lain-lainnya. Yang gw suka dari racikan bubur manisnya, tidak terlalu manis dan nyelekit di tenggorokan.






Bagi yang penasaran dengan rasa tradisional Lotek, jangan sampai salah hari. Buka dari jam 9.00 - 16.00 dan Tutup pada hari Selasa.




Marii kita lanjutkan destinasi kuliner selanjutnyaa...



2. Soto Ahri
Jauh-jauh ke Bandung cuma buat icip soto?...
itulah salah satu komentar temen gw waktu tau apa aja yang berhasil masuk ke-perut gw ketika kulineran di Bandung. Eits jangan salah, soto yang satu ini special banget. Sudah ada sejak tahun 1943, yang saat ini telah dijalankan oleh generasi ketiganya. 


Sang Owner Yang Sedang Membuatkan Soto Andalannya

Sebuah kedai dengan papan nama serba hitam bertuliskan Soto Ahri, Kuliner Asli Garut. Memang menjadi destinasi yang wajib ketika bertandang ke-Bandung. Pasalnya bagi gw yang kurang menyukai soto. Soto yang satu ini berhasil bikin gw pengen balik untuk mencicipinya kembali.





Pada tahun 2004 Soto Ahri membuka cabangnya di Bandung, tempatnya tidak begitu besar dan memanjang ke-dalam. Ketika pertama masuk sudah disuguhi oleh pemandangan tempat pemotongan daging dan panci besar penampung kelezatan kuah. Selain itu tersedia tempat sholat. Salut deh, menyisihkan sebagian tempat khusus untuk beribadah. Ini tempat ketiga yang pernah gw kunjungi, rumah makan yang ada tempat ibadahnya.



Baca Juga : Mie Aceh Ayah - TebetKedai Ketan Susu Tempat Nongkrong Asik

Potongan daging yang tebal dengan irisan daun bawang dan kuah santan berwarna kuning karena campuran kunyit. Dilengkapi dengan sajian kacang goreng, sambal merah giling, cabe kering dan jeruk limo. Sedaaap..! kuahnya yang segar, aromanya menggoda selera. Cocok dimakan dengan nasi putih  hangat.






3. Kupat Tahu Gempol

Usaha kuliner yang sudah ada sejak tahun 1975, terletak di salah satu sudut Pasar Gempol. dan telah menjadikan tempat ini sebagai salah satu sajian kuliner khas di berbagai Festival Bango termasuk menjadi salah satu sajian khas yang dihadirkan Festival Bango ketika di Singapore.



Kupat Tahu Gempol berbeda dengan kupat tahu lainnya. Bumbu kacangnya mempunyai rasa manis dan gurih yang pas serta kental. Bahkan tahunya-pun di impor dari Cibuntu, Pusat tahu terkenal di Kota Bandung. Ibu Yayah yang dibantu dengan anaknya, melayani kami semua dengan ramah dan penuh senyum.

Ibu Yayah, Yang Masih Sigap Melayani Pembeli




Seporsi Kupat Tahu Gempol seharga Rp. 15.000,- satu porsi ludes dimakan tanpa sisa. Jangan pernah judge dari luarnya. Walaupun tempatnya sederhana dan biasa aja ternyata mempunyai rasa yang juara..!






4. Braga Permai - Maison Bogerijen

Katanya tempat makan ini udah ada sejak kompeni. Dulunya bernama Maison Bogerijon ketika tahun 1975 berubah menjadi Braga Permai. Pada masa "Paris Van Java" Masion Bogerijon merupakan restoran yang paling elite dan telah mendapatkan restu langsung dari Ratu Belanda.



Sekilas sekitar jalan Braga memang mirip dengan kawasan Kota Tua Jakarta. Akan Tetapi bedanya disini bersih, serta pejalan kaki pun mendapatkan hak-nya untuk tenang menelusuri sepanjang jalan tanpa ada gangguan motor yang se-enaknya lewat. hehhee.. emangnya Jakarta.

Dan suasana ketika mulai memasuki Braga Permai emang rada vintage gitu, tetap masih mempertahankan ke-jaman baheula-an. Tempatnya asik, dan banyak bule. Sayang gak ada yang cakep..soalnya gw tetep cinta produk lokal.








Okeskip. Menjelang malam kami semua baru tiba disini. Semua meja sudah tersedia makanan pembuka mulai dari mencicipi aneka pastry yang tersedia hingga berbagai hidangan. Cheese Sticknya suka deh, crunchy dan ngeju banget. Kemudia apple croisantnya juga enak.





Selanjutnya ada semacam lontong cap gomeh, dengan porsi yang imut tapi akhirnya habis disantap. Rasanya lumayan. Kemudian ada Sop Iga, walau terlihat tulang iganya aga sedikit aneh, dan gak eye catching banget untuk di photo. Tapi, jangan salah rasanya gak mengecewakan. Segar dan Sedap.






Sebagai teman makan lainnya, ada bitterballen dengan ukuran bite size. Lembut dan menggoda, rasanya enak sekali Hap, Hap, Hap langsung ludes tak berdaya. Cuma bisa icip dikit soalnya udah kekenyangan banget.



Untuk Pelepas dahaga gw pesan strawberry mix another fruit and whipcream. Segaaarr.. sebagai penutup gw mencicipi ice cream greentea, karena maniak banget sama greentea jadi penasaran banget dengan rasa greentea yang mereka tawarkan. hasilnya rada kecewa karena cuma mendapatkan warna hijau tanpa ada rasa greentea sama sekali, yang ada malah rasa melati. aneh banget deh..!




Yang paling bikin ngilerrr.. Sederetan dessert yang enak berjejer manis memanggil untuk dibawa pulang. Yaa cokelat, cake, roti, kue kering serta candy. 







Malam tenang menyusuri jalan Braga, dalam benak berkata gw akan kembali lagi kesini, atau mungkin ada yang mau ajak gw lagi kesini untuk kulineran. Dengan senang hati...! Sehari menyusuri kuliner Bandung memang tak akan pernah cukup. Saat itu langkah kembali menyisahkan misteri dan kenangan. 

Darisanalah gw sadar bahwa betapa kaya Indonesia akan kulinernya. Menurut sumber dari Wikipedia, data dari Departemen Dalam Negeri di Tahun 2004 Indonesia mempunyai 17.504 buah Pulau diantaranya 7.870 yang mempunyai nama, 9.634 yang belum mempunyai nama. Serta 6.000 pulau yang telah berpenghuni, berasal dari 34 Propinsi.  Dari sekian banyak kuliner nusantara yang dihadirkan, sadar gak sih lo, kalau hanya beberapa kuliner yang lo kenal dan di icip.

Satu hari memang tidak akan pernah cukup untuk menjelajah kuliner Indonesia, Terlebih langsung dari tempat asalnya. Tradisi dan Kuliner Budaya Indonesia harus tetap kita jaga dan lestarikan hingga selamanya dan jangan sampai menjadi hak milik negara lain. Sedihnya sewaktu mendengar beberapa cerita dari Bincang Kuliner Bango beberapa waktu lalu, kalau kuliner asli didaerah setempat agak sulit untuk ditemukan, Jarang sekali anak muda-mudi sebagai penerus, yang mau belajar mengolah resep turun temurun kuliner di daerahnya sendiri.

Gw jadi inget, jarang banget deh dirumah ada yang bikin gabus pucung. itu loh salah satu masakan khas betawi. deuh sampe lupa rasanya kayak apa. hpfft...



Sembari menunggu bis datang menjemput, tenang banget bisa jalan-jalan kuliner keluar. 
Thank you so much Mall Ciputra yang udah undang gw untuk menjajaki Kuliner Legendaris di Bandung, Seharian..!.



Ayo Donk Kita Semangat Untuk Memajukan Kuliner Nusantara..!!


Label: , , ,